Sabtu, 02 Mei 2015

USAHA CACING TANAH

untuk pemesanan cacing tanah . hub : 085717155659 (wengga febrianto )

Budidaya Cacing Tanah, Kenapa memilih Jenis Lumbricus Rubellus?

 
buku budidaya cacing lumbricusBanyak jenis cacing yang bisa diternakkan dan memiliki potensi ekonomi luar biasa, meski banyak jenis cacing dengan harga jual yang lebih tinggi, namun ada jenis cacing yang ternyata lebih menjanjikan banyak keuntungan, yaitu jenis Lumbricus Rubellus. Untuk budidaya cacing tanah, Kenapa memilih Jenis Lumbricus Rubellus? Karena salah satu manfaatnya adalah potensi farmasi yang ada dalam kandungan cacing lumbricus tersebut, selain itu, cacing jenis ini juga sangat baik sebagai campuran pakan ternak dan ikan untuk menekan biaya pembelian pakan yang semakin tinggi, sehingga secara langsung juga akan meningkatkan persentase keuntungan bagi pengelola peternakan yang memanfaatkan cacing ini.
Seperti yang kita tahu, bahwa sudah terbukti turun temurun, jika cacing jenis ini atau biasa dikenal di masyarakat sebagai cacing merah mampu menyembuhkan penyakit tipes. Cacing lumbricus memang dikenal sangat perakus, hal inilah yang membuat produktivitas kascing yang dihasilkan oleh lumbricus lebih banyak dibanding dengan jenis cacing lainnya. Cacing Lumbricus Rubellus sendiri mempunyai bentuk tubuh pipih dan agak bulat. Jumlah segmen yang dimiliki sekitar 90-195 dan klitelum yang terletak pada segmen 27-32.
“Kandungan protein yang ada dalam cacing tanah, khususnya lumbricus juga cukup tinggi sehingga sangat bagus untuk campuran sumber pakan ternak. Karena inilah, beberapa peternak lele mengganti tepung ikan sebagai sumber protein dalam pellet dengan tepung cacing. Jika cacing ini hasil dari kebun atau ternakan sendiri, maka biaya pakan lele bisa di tekan seminal mungkin. Hal ini tentu saja bisa memaksimalkan keuntungan dari lele.” Ungkap Ahmed, pengelola budidaya cacing Wartawira Farm.
Kendala dan Hambatan Dalam Budidaya Cacing Tanah
Semua usaha memang tak terlepas dari kendala dan hambatan. Dalam budidaya cacing, sebenarnya hambatannya cukup minim. Bahkan, bisa dibilang tidak ada jika kita mengantisipasinya sebelum hambatan tersebut datang. Beberapa kendala yang sering dialami oleh peternak adalah adanya semut merah, hewan pemangsa serta factor cuaca yang tidak bersahabat.
Semut bisa dibilang menjadi kendala yang sering dialami oleh peternak. Khususnya semut merah yang kerap mengambil makanan dari cacing, serta memangsa anakan cacing yang masih kecil. Antisipasinya cukup mudah, jika sistem kolamnya dibuat rak, maka kaki-kaki rak tersebut bisa dikasih air, sehingga semut tidak bisa naik ke atas.
“Namun, jika sistem kolamnya menggunakan jedingan atau batu bata. Luar kolam dijaga agar tetap bersih dan basah, sehingga semut tidak mendekat ke kolam. Jika masih banyak semut, bisa diberi roti bolu atau air gula yang sudah diberi sedikit regent (racun semut), dan usahakan jebakan semut ini jangan dikasih di dalam kolam, melainkan di luar kolam. Biasanya semuat akan membawa sumber makanan ke lubang mereka dan akan membasmi mereka semua.” Ungkap ahmed yang juga menjual bibit cacing jenis lumbricus serta kascing ini.
Kendala lain adalah hewan pemangsa cacing. Beberapa hewan pemangsa adalah ayam, burung, kadal, hingga tikus. Dengan membuat kadang bersih dan diberi batasan atau pagar dari jaring, biasanya akan menghambat masuknya hewan predator. Selain itu, atas kolam bisa juga ditutup dengan anyaman bambu. “Penggunaan anyaman untuk menutup kolam, selain bisa untuk menghindari binatang pemangsa juga mampu meredam panas dan mengatur suhu di dalam kolam.” Ungkap pria yang juga menjadi mentor untuk beberapa peternak mitranya ini.
Kendala lain yang sulit untuk diantisipasi adalah factor cuaca. Pada saat kemarau panjang, dengan suhu yang lumayan panas. Biasanya cacing tidak bisa berkembang dengan baik. Hal ini wajar, karena pengaruh oleh panas bisa berefek pada reproduksi cacing. Pada saat musim kemarau, sebaiknya terus dipantau kelembaban media, jangan sampai media terlalu kering. Jika media kering, hal pertama yang dilakukan adalah segera memberi air di atas media dengan cara disiram.
Sistem Rak dan Kolam Sama-sama Menguntungkan
Kolam cacing bisa menggunakan beberapa sistem, sistem pertama adalah dengan sistem rak. Model kandang cacing dibuat bertumpuk dengan lebar tak lebih dari satu meter. Model kandang seperti ini, cukup memudahkan peternak dalam mengecek cacing tiap saat. Selain itu, pemberian pakan dan pemanenan juga lebih simple.
Model rak juga cukup efisien dalam menghalau hewan pemangsa dan semut merah. Selain itu, sistem rak juga cukup simple dan bisa ditempatkan di ruang sempit sekalipun. Namun, untuk mengejar kapasitas besar dan produksi kascing yang melimpah, sistem rak tidak dianjurkan.
“Biasanya jika kita ingin menjual hasil kascingnya, kita bisa menggunakan sistem jedingan atau kolam permanen. Kolam bisa dibuat dengan ukuran 4 x 1 x 0,5 meter dan di bawah kolam diberi batu bata dengan list sement di pinggirnya, agar air bisa tetap terserap. Budidaya cacing dengan sistem kolam, cukup ampuh dalam mengejar kuantitas produksi cacing, dan juga bisa meningkatkan produktivitas kascing.” Tambahnya.
Pemasaran Cacing Ternyata Sangat Variatif
“Pada awal budidaya kami memang cukup kesulitan dalam memasarkan, karena sangat tergantung pada beberapa pengepul. Perlahan, kami mencari pangsa pasar alternatif untuk menyalurkan hasil panen. Beberapa pasar tersebut, cukup variatif, mulai dari pemancingan, peternak ikan lele dan sidat, pengusaha pupuk organic, hingga petani organic dan tanaman hias yang siap menampung kascing dari kami.” Ungkap Ahmed.
Banyak koperasi cacing didirikan di beberapa wilayah, hal ini menjadi angin segar bagi peternak cacing, bahwa pemasaran cacing mulai terjamin. Di daerah Sidoarjo, saat ini melalui koperasi cacing bahkan membuat diversifikasi produk dari olahan cacing, beberapa diantaranya bahkan cukup terkenal di masyarakat, seperti obat tipes dan minuman penambah energi yang dibuat dari campuran ekstrak cacing. Selain itu, banyak peternak ikan lele yang membuat pellet dengan menggunakan bahan campuran tepung cacing ini untuk mengganti tepung ikan yang saat ini harganya cukup tinggi. Bahkan, menurut pengakuan peternak ikan lele, pellet dengan campuran tepung cacing mampu meningkatkan bobot ikan lele di kolam dan mempercepat proses panennya.
Cacing juga menjadi komoditas ekspor yang cukup menjanjikan. Beberapa daerah, seperti Bandung dan Malang sebagai salah satu sentra penghasil cacing yang cukup besar menjadi penyumbang ekspor terbesar untuk cacing ini. “Kita juga bisa bekerjasama dengan peternak burung ocehan, semisal jalak suren dan murai medan untuk menyediakan bahan pangan cacing. Menurut beberapa penelitian dan pengalaman seorang peternak burung murai, burung ocehan yang diberi pakan cacing umumnya memiliki kesehatan yang prima dan produknya lancar.”
Jadi, tunggu apa lagi. Tak hanya bagus untuk kerjaan sampingan, budidaya cacing jika ditekuni juga bisa menjadi kerjaan utama dalam meraup keuntungan berwirausaha.
(**Dikutip dari buku Wirau

Bagaimana Mempromosikan Diri Tanpa Perlu Menyombongkan Diri

 
Personal BrandingMenciptakan personal branding bagi wirausahawan adalah salah satu aspek penting karena itulah cara terbaik untuk menunjukkan bakat, kemampuan, layanan atau keahlian kepada orang lain atau pelanggan anda. Namun ada kalanya kita jadi tidak nyaman saat harus mempromosikan diri, karena bila dilakukan dengan cara yang tidak tepat, hal tersebut malah akan dianggap sebagai tindakan menyombongkan diri. Lalu bagaimana cara terbaik ‘menjual’ diri anda tanpa harus tampak seperti menyombongkan diri di mata orang lain?
Jadilah Apa Adanya
Ada banyak tokoh yang dapat kita jadikan idola atau panutan dalam mencapai kesuksesan, misalnya seorang motivator atau pengusaha sebagai tempat menimba ilmu atau berbagi pengalaman. Namun saat mempresentasikan diri hendaknya anda jadi diri sendiri, bukan berlaku seperti yang orang lain inginkan.
Akan lebih mudah menemukan dan mengembangkan karakter saat anda berlaku sebagai diri sendiri. Fokus pada kekuatan anda dan tetaplah memakai gaya bahasa sendiri saat berkomunikasi, baik dalam bentuk tulisan atau saat berbincang dengan orang lain. Dengan demikian orang lain akan terkesan pada karakter anda sendiri, bukan pada sosok orang lain yang sedang anda tirukan.
Jangan Berlebihan
Saat mempromosikan diri anda, tetaplah berpegang pada fakta yang ada dan jangan dilebih-lebihkan. Bila semua yang anda sampaikan adalah fakta, maka anda tak perlu repot mengingat-ingat apa saja yang hendak anda kemukakan. Ukurlah kemampuan diri dahulu. Dalam dunia usaha atau pelayanan jasa, anda tidak harus menyebut diri sebagai yang paling ahli atau pakar dalam bidang tersebut, bila memang anda merasa belum ada pada tingkat tersebut.
Mempromosikan diri secara berlebihan justru akan mengundang peluang orang melakukan kritik pada karakter yang ingin anda bangun dan kembangkan. Jadi, Tetaplah berlandaskan pada kemampuan yang ada, sampaikan apa saja prestasi yang telah berhasil anda buat, sampaikan hal terbaik yang bisa anda lakukan untuk membantu menyelesaikan masalah orang lain. Dengan demikian anda telah mempromosikan diri secara elegan.
Mau Menghargai
Saat berbagi pengalaman tentang sebuah prestasi, jangan ragu untuk memberi penghargaan kepada siapa saja yang terlibat didalamnya. Kemauan untuk menghargai hasil kerja orang lain mencerminkan bahwa anda adalah seorang yang percaya pada kemampuan sendiri, seorang pimpinan yang baik dan seorang rekan kerja yang bisa diandalkan untuk membangun sebuah tim yang baik.
Memberi manfaat
Memberi lebih banyak manfaat dengan keahlian yang dimiliki adalah cara terbaik untuk mempromosikan diri. Membantu orang lain dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi melalui keahlian anda adalah cara yang cerdas dan strategis untuk membangun reputasi dan hal tersebut juga akan memastikan bahwa keberadaan anda diterima dengan baik dalam suatu lingkungan.
Saat reputasi baik anda pada satu keahlian telah tercipta, maka akan timbul suatu kepercayaan yang besar dari orang lain atau pelanggan kepada anda. kepercayaan itulah yang dapat anda kelola sebagai sebuah jembatan kesuksesan.
Beternak cacing atau budidaya cacing, mungkin masih menjadi kegiatan aneh, dan belum familier di telingga kita. Bagaimana mungkin, cacing yang dikenal menjijikkan itu diternakkan, dan bahkan memiliki prospek cerah? Namun, tingginya permintaan untuk kebutuhan farmasi, kosmetik, maupun pakan ternak mampu membuat sirna keraguan-raguan akan potensi dan prospek cerah budidaya cacing Lumbricus Rubellus. Komoditas cacing juga diharapkan menjadi bisnis agri masa depan yang selaras dengan misi setiap negara dalam melestarikan lingkungan.
Penasaran? Berikut kisah si cacing dan prospek cerah peluang usahanya.
Cacing (khususnya jenis Lumbricus Rubellus) memang memiliki banyak manfaat untuk manusia. Diantara kebaikan-kebaikan ini, cacing bisa dijadikan obat penurun panas dan demam yang sangat efektif. Bahkan, penggunaan cacing dalam obat sudah diperkenalkan sejak nenek moyang dulu. Tidak hanya di Indonesia, cacing lumbricus rubellus atau biasa dikenal cacing tanah merah ini juga menjadi bahan utama dalam pembuatan obat dan bahan kosmetik di luar negeri, seperti Cina, Korea, Jepang, Kanada, dan Amerika.
Harijadi, peternak dan leader farm budidaya cacing Magetan
“Permintaan cacing tak hanya datang dari dalam negeri, dari luar negeri pun juga sangat besar. Bahkan, untuk memenuhi permintaan dari pabrik-pabrik dalam negeri, farm kami masih belum mampu memenuhi kuota permintaan tiap bulannya. Karena inilah, sebenarnya dibutuhkan mitra kerjasama yang banyak untuk peternak cacing di Indonesia.” Ungkap Harijadi, salah satu peternak dan leader salah satu farm budidaya cacing di Magetan, Jawa timur kepada wartawirausaha.com.
Cacing dikenal memiliki banyak keunggulannya. Salah satunya adalah ketahanan tubuh yang sangat luar biasa. Selain itu, perawatan cacing juga cukup simple. Dalam perawatan beberapa kolam cacing, tidak membutuhkan tenaga yang banyak. Menurut Harijadi, cukup satu orang untuk mengelola dan merawat puluhan kolam cacing. Pakan cacing pun juga tergolong mudah, sisa atau limbah makanan dari rumah tangga bisa dijadikan pakan cacing. Selain itu, ampas tahu, atau sayuran busuk bisa dijadikan pakan cacing juga.
“Untuk kebutuhan makan, biasanya saya memberikan sayuran kubis sisa yang saya ambil dari pasar. Kubis terlebih dulu di cacah sebelum diberikan ke kolam cacing. Enaknya berternak cacing, cacing tidak tergantung pada pemberian makan. Bahkan, untuk pemberian makan yang tidak rutin pun tidak masalah.” Ujar Harijadi.
Perkembangbiakan cacing tergolong super cepat, bahkan masa panen untuk cacing jenis lumbricus rubellus ini menurut Harijadi hanya membutuhkan waktu 40 hari. Harga satu kilo untuk jenis cacing yang lumayan tinggi, membuat budidaya cacing menjadi salah satu alternatif di bidang agri. Dari pengakuan Harijadi, untuk satu kilo cacing umur 40 hari dihargai 40 – 50 ribu rupiah.
“Ukuran kolam tempat budidaya cacing, idealnya memiliki panjang dan lebar 1 x 4 meter. Untuk satu kolam biasanya diisi 15 -20 kg indukan cacing. Nah, kelebihan cacing lumbricus ini, dalam waktu 30 – 40 hari cacing sudah bisa dipanen. Dan jangan kaget, dalam waktu 40 hari 15 kg indukan cacing lumbricus bisa berkembang menghasilkan 3 kali lipat, yaitu 45 kg setiap kolam.” Tambah pria yang mengaku rutin mengirimkan minimal 60 kg cacing ke salah satu rekannya di Malang.
Hal pertama yang harus disiapkan dalam budidaya cacing ini adalah bibit cacing dan media yang akan digunakan untuk cacing. Media untuk cacing bisa digunakan grajen sisa jamur atau limbah dari budidaya jamur. Harijadi menjelaskan, grajen bekas jamur ini bisa dicampur dengan kletong (kotoran sapi) yang sudah kering atau setengah kering, serta tanah. “Jika media sudah siap, media tersebut bisa langsung diratakan di kolam. Untuk ukuran kolam bisa menggunakan 1 x 4 meter dengan tinggi 60 cm. Dasar kolam bisa dialasi batu bata yang ditata sedemikian rupa.” Ungkap pria yang juga pernah membudidayakan beberapa jenis ikan air tawar ini.
Mengingat cacing merupakan binatang dengan habitat asli di tanah, maka jangan lupa untuk mencampur tanah di media budidaya cacing. Tanah yang baik untuk campuran media cacing ini adalah tanah yang diambil di pinggir sungai. Setelah media siap, indukan cacing pun siap ditebar secara merata.
“Cacing merupakan binatang yang menyukai tempat lembab dan gampang stress jika terkena cahaya matahari. Karena itu, penting setiap hari mengecek kelembaban media. Usahakan media jangan terlalu basah dan terlalu kering. Jika kering, media cacing bisa disemprot air secara merata dan tidak berlebihan. Untuk kolam sendiri sebaiknya menggunakan iyup-iyup (atap) agar cahaya tidak masuk ke kolam.” Ujar Harijadi yang saat ini sudah memiliki 20 kolam dan berencana ingin menambah kolam lagi.
Kendala utama dalam budidaya cacing ini, menurut Harijadi adalah serangan semut serta tikus. Selain dua binatang tersebut perlu diwaspadai juga hewan predator cacing seperti katak dan kadal. Namun serangan semut dan tikus ini biasanya terjadi hanya di bulan-bulan awal budidaya. Solusi Harijadi untuk kendala ini adalah dengan menjaga kebersihan sekitar kolam. Setiap siang atau sore sisi-sisi luar kandang bisa disemprot air agar tetap bersih dan bebas semut.
Budidaya cacing, bisa dilakukan di daerah manapun. “Inilah kelebihan yang dimiliki cacing, karena di semua daerah cacing bisa hidup subur. Yang penting, media di kolam diusahan tetap selembab mungkin. Karena cacing menyukai habitat yang lembab. Saat panen atau 40 hari, cacing besar siap panen biasanya akan meminggir di pinggir kolam. Sedangkan telur dan anakan cacing biasanya akan menggumpul di tengah.” Tambah Harijadi.
Usaha Cacing Lumbricus RubellusSelain cacingnya yang laku dijual dalam kondisi hidup di pabrik farmasi dan kosmetik atau diekspor ke luar negeri, ternyata kascing (media bekas budidaya cacing) juga laku dijual. Kascing merupakan pupuk organik alami yang memiliki kandungan hara makro serta mikro yang lengkap dengan pH basa. Kascing ini biasanya digunakan untuk pupuk tanaman sayuran, buah-buahan, selain itu juga cocok untuk pupuk padi organik. Untuk perkilo kascing, biasanya Harijadi menghargai 5.000 sampai 6.000 rupiah.
Pemasaran cacing, menurut Harijadi tidaklah terlalu sulit. Saat ini, banyak pabrik-pabrik farmasi atau kosmetik yang siap menampung hasil panen budidaya cacing. Bahkan beberapa negara juga siap menampung cacing-cacing ini. Penting juga untuk menjalin kemitraan bersama para petani cacing untuk berbagi info mengenai penjualan serta tips-tips beternak cacing.
“Sampai sejauh ini, prospek untuk wirausaha ternak cacing lumbricus rubellus masih sangat bagus. Selain cacingnya yang diburu oleh pabrik obat dan kosmetik serta pabrik pakan ternak, media bekas cacing atau kascing juga laku keras. Jika sudah merasakan hasil dari budidaya cacing ini, saya jamin anda tidak bakal jijik lagi sama cacing.” Tutup Harijadi.
penyedia cacing tanah